Kisah Ummu Salamah
Seorang sahabat Nabi s.a.w bernama Abu Salamah meninggal dunia setelah pulang dari perang Uhud. Ia meninggal akibat luka parah yang dialaminya. Abu Salamah meninggalkan seorang isteri, Ummu Salamah. Ummu Salamah merasa sangat sedih. Fikiran terganggu. Ummu Salamah, seorang yang intelek tidak mahu membiarkan dirinya dirundung pilu berterusan.
Ummu Salamah sedar Muhammad bin Abdullah, insan yang paling dekat dengan Allah itu masih ada. Balu dan ibu kepada anak-anak yang kematian ayah itu dinasihatkan oleh Nabi s.a.w berkenaan masalahnya. Nabi Muhammad s.a.w telah mengajar satu doa yang bermaksud,
- “Sesungguhnya kami milik Allah dan sesungguhnya kepada-Nyalah kami akan kembali. Ya Allah, berilah pahala atas musibah yang menimpaku dan berilah aku ganti yang lebih baik darinya.”
Pada waktu itu, Ummu Salamah tertanya-tanya juga siapa lagi yang lebih baik dari suaminya. Namun Ummu Salamah terus mengamalkan doa tersebut serta yakin dengan Allah yang akan memakbulkan doanya.
Beberapa sahabat Rasulullah s.a.w segera melamar Ummu Salamah. Hal ini mereka lakukan sebagai tanda hormat terhadap suaminya yang telah berkorban demi Islam. Juga untuk melindungi diri Ummu Salamah. Mereka itu termasuklah Abu Bakar as-Siddiq dan Umar bin al-Khattab , tetapi Ummu Salamah menolaknya.
Kebimbangan Ummu Salamah berhubung pengganti suaminya akhirnya terjawab tatkala dilamar oleh Rasulullah s.a.w sendiri. Inilah rupanya hasil doa dan kesabarannya. Kehilangan Abu Salamah telah diganti oleh Allah dengan sebaik-baik manusia yakni Rasulullah s.aw.
Lamaran Rasulullah s.a.w itu tidak segera diterimanya. Ummu Salamah mengungkapkan kata-kata, “Sesungguhnya saya seorang wanita yang telah berusia. Saya juga memiliki anak-anak yatim dan saya seorang yang sangat cemburu. Sedangkan anda wahai Rasulullah, memiliki ramai isteri.”
Rasulullah s.a.w lalu berkata, “Adapun tentang sifat cemburu itu, maka Allah akan menghilangkannya. Adapun usia yang telah tua, sesungguhnya saya lebih tua darimu. Manakala anak-anak yatimmu, maka itu menjadi tanggungan Allah dan Rasul-Nya.”
Hilanglah rasa ralat di hati Ummu Salamah. Lalu diterima lamaran sebaik-baik manusia itu dengan rasa gembira. Status Ummu Salamah meningkat menjadi salah satu Ummahatul Mukminin, yang telah memberikan contoh tauladan dalam menempuh mehnah hidup.
Kisah indah ini direkodkan oleh Imam Muslim di dalam Sahihnya.
No comments:
Post a Comment